Sabtu, 01 Mei 2010

Adakah Cinta Abadi?

Kebanyakan dari kita terlalu mengagung-agungkan cinta (apakah anda juga termasuk) namun banyak pula yang tidak percaya bila suatu hubungan yang penuh dengan romantisme dan cinta yang menggebu-gebu akan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, mereka menganggap bahwa hubungan seperti itu hanya sebentar. Sebagian orang juga beranggapan bahwa setelah beberapa tahun perasaan cinta pada pasangan yang sudah menikah akan berubah menjadi sebuah rutinitas biasa dan hanya sebuah kebiasaan saja (buat formalitas aja).

Pendapat ini kembali didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada sebagian besar orang perasaan cinta hanya mampu bertahan hingga 4-5 tahun. Tapi apa benar begitu ya?

Para ilmuwan membuktikan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan seseorang yang kita cintai, tubuh akan memproduksi sebuah hormon yang disebut hormon dopamine dan hormon ini yang bertanggung jawab untuk membuat rasa bahagia. Bahkan, menurut kepercayaan populer, seiring berjalannya waktu, produksi hormon ini akan menurun dan pada akhirnya, kira-kira dalam 10 tahun, perasaan cinta itu akan menghilang.

Eeiits tunggu dulu, karena ternyata sebuah penilitian terbaru yang mengamati otak manusia menunjukkan bahwa cinta abadi itu ternyata ada dan nyata. Secara otomatis hasil ini menyangkal pandangan bahwa pasangan yang hidup bersama selama lebih dari lima belas bulan akan mulai berubah dan hubungannya akan menjadi membosankan.

Temuan terbaru para ilmuwan dari Universitas Stony Brook, New York, yang menandai otak orang yang menikah dengan bahagia, menunjukkan bahwa tingkat dopamin dalam otak mereka sama tingginya dengan orang yang baru jatuh cinta satu sama lain. Inilah yang disebut cinta abadi karena hormon dopamine yang mereka hasilkan tidak pernah berkurang.

Jadi, jangan terjebak pada ide populer tentang cinta. Yakinlah bila cinta sejati itu ada dan bisa bertahan selama-lamanya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar